15 Contoh Puisi tentang Keluarga dan Kehidupan yang Menyentuh Hati

Membuat puisi adalah salah satu cara seseorang mengungkapkan isi hati.

Puisi juga menjadi media untuk mengungkap perasaan kepada orang tua dan kegelisahan hidup lainnya.

Namun tidak banyak orang mengetahui cara membuat puisi yang baik atau sesuai dengan keingginan.

Sehingga tidak sedikit yang mencari contoh puisi tentang keluarga dan kehidupan.

Puisi adalah sebuah karya sastra yang menekankan kepada sisi imajinatif penyairnya.

Puisi bukan hanya kumpulan kata-kata yang saling terhubung tanpa adanya makna mendalam.

Pemilihan kata (diksi) sering dianggap bagian tersulit bagi sebagian orang.

Menentukan susunan aksara dalam puisi memerlukan proses berpikir yang panjang.

Sehingga puisi disebut-sebut sebagai sebuah tulisan singkat tetapi mampu menarik hikmah.

Puisi tentang kehidupan dan keluarga merupakan tema puisi yang sering kali dibuat.

Baik untuk tugas di sekolah maupun sebagai caption di media sosial.

Terutama ketika peringatan Hari Keluarga Internasional atau moment berbahagia lainnya.

Nah, bagaimana contoh puisi keluarga yang menarik? Berikut kumpulan puisi-puisi tentang ibu, ayah, keluarga, dan kehidupan keluarga.

Saat ayam berkokok, engkau beranjak Saat semua terbungkus selimut, engkau menanak Saat tiada yang tersadar, engkau terhentak Meramu bumbu dan tak henti bergerak Ibu Meski senyummu tak pernah luruh Ku tahu, tak pernah surut, itu peluhmu Hadirmu membuat rumah teduh Tak mampu ku hadirkan untaian kata ‘tuk membalas semua jasa Hanya doa yang bisa kupanjatkan pada-Nya Agar engkau selalu bahagia Goresan raut di wajahmu semakin meninggi Seiring bertambah usia para buah hati Walau begitu, engkau tak kenal merintih Hanya demi sesuap nasi Terima kasih ayah Engkau memang tak pandai mengucap cinta Tak ahli pula perihal romansa Namun perjuanganmu tak pernah sirna Kita memang jarang seia sekata Layaknya kucing dan tikus yang bersengketa Tak hendak menerima Atau mengampuni segala salah Kakak Aku terlalu ragu menyampaikan Meski begitu aku tak akan melupakan Indahnya sebuah persaudaraan Adikku mungil, adikku sayang Mengapa engkau bersedih hati Kan ku hapus air matamu Kan ku rengkuh engkau di bahuku Adikku yang lucu Janganlah engkau menggerutu Mari bergembira bersamaku Habiskan hari tanpa terburu-buru Di saat dunia mengucilkanku Di saat tiada lagi yang mempercayaiku Di saat ku mulai menjadi rapuh Hanya mereka yang hadir selalu Keluarga kecilku Ada harapan di dalam impianku Ada tawa di balik sedihku Semua berkat kehadiranmu Tak mampu ku rangkai aksara ‘tuk tunjukkan betapa lega rasanya Berdiri menatap dunia dengan cinta Dari keluarga yang selalu ada Tak ada yang mampu menggantikan Suasana berjumpa keluarga tercinta Melampiaskan segala gundah gulana Hiruk pikuk persoalan kehidupan di luar sana Kala datang masa melepas rindu Tak terbendung rasa haru Senda gurau menjadi sendu Tak sanggup untuk berlalu Kala ku tak sanggup melangkah Tiada lagi daya untuk berupaya Perjuangan telah berubah Menjadi tak berguna dan sia-sia Keluargaku Selalu berada di sisiku Memantik api yang padam waktu itu Dengan doa dan dukungan tanpa ragu Demi kebahagiaan dan semangatku Bagaimana aku membalasnya Segala jerih payah dan kehadirannya Ku hanya meminta kepada-Nya Untuk selalu menjaga dan merawatnya Walau beratap kayu dan beralas tanah Tak ada yang menggantikan dirinya Rumah sederhana nan bermakna Penuh kenangan membekas dan selalu indah Keluargaku surgaku Bagaimana kabarmu? Semoga mereka bahagia selalu Walau tanpa kehadiran diriku Dulu aku selalu membantah Begitu segan mendengar ceramah Tak mau belajar kepada ustadzah Untuk sekadar belajar fathah Semakin bertambah usiaku Ku sadari belas kasih bapak ibu Sujud syukur atas kesabaran yang berpadu Miliki keluarga Islamiku Bapak, ibu Aku sangat merindukanmu Walaupun kita terpisah jarak dan waktu Ku berjanji untuk selalu mencintaimu Bapak, ibu Tidak henti doa ku sampaikan Agar kita bisa kembali bersama Menjalin kisah keluarga bahagia Tak mampu kulukiskan Indah dan manisnya kenangan Membangun keluarga dengan pengorbanan Namun tergantikan dengan kebahagiaan Kasih sayang keluarga Ibarat istana yang megah Dibangun oleh cinta Dan dikuatkan oleh suka cita Walau ada duka lara Semua sirna berkat perjuangan bersama Menepis ego demi senyum merekah Tak ragu mengucap kata salah Siapa yang ingin hidup sebatang kara Terpisah jauh dari keluarga Ayah berkalang tanah, ibu pun telah tiada Tak ada lagi harapan untuk hidup bahagia Alangkah indahnya jika mereka masih di sini Bercengkerama menghabiskan sore hari Menyaksikanku tumbuh dan berdiri Menjulang tinggi meraih mimpi Hanya satu pintaku Untuk mereka yang kutinggalkan Suatu hari nanti dapat bersatu Saling mencinta dan tak ragu membantu Hidup rukun di keluarga Hanya jadi angan-angan yang tak mampu ku wujudkan Karena besarnya dosa yang kulakukan Semoga ayah ibu dapat memaafkan Keluargaku Kasihmu layaknya embun di pagi hari Cintamu seperti bunga berwarna-warni Hadirmu tak dapat tergantikan oleh pelangi Kebersamaan keluarga Adalah impian yang akan selalu ada Peluk hangat di saat susah Selalu datang menjaga dan merawat kisah Semua sama Semua punya 24 jam yang sama Dulu ku berdiri tegap dan gagah Kini ku meringkuk dalam ruang pengap dan gelap Ke mana mereka yang katanya cinta Ke mana mereka yang katanya peduli Kini ku sendiri berkaos lusuh di atas kasur putih Selang tipis menjuntai tak mau jauh dari diri Mana janji Tuhan Sekarang ku hanya mampu meratapi nasib Tak lagi mampu bangkit mengais cita-cita dan harapan Yang ada hanyalah kisah sedih kehidupan Itulah kumpulan contoh puisi tentang keluarga dan contoh puisi tentang kehidupan.

Anda bisa jadikan sebagai referensi untuk tugas sekolah atau ungkapan pesan kepada orang tercinta.

MELYNDA DWI PUSPITA Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *