Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa banyaknya pengguna kendaraan bermotor di Indonesia membuat kenaikan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Oleh sebab itu pemerintah telah menyiapkan strategi untuk bisa meredam penggunaannya.
Salah satu langkah yang Luhut sebutkan adalah dengan mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Selain itu pemerintah juga akan membuat regulasi untuk membatasi penjualan kendaraan berbahan bakar fosil agar proses elektrifikasi di Tanah Air bisa dipercepat.
“Saya juga ingatkan agar aturan yang dibuat nanti harus relevan pelaksanaannya karena program percepatan EV ini adalah komitmen bangsa untuk mengurangi subsidi dan tentunya menurunkan emisi karbon lewat transisi energi yang ramah lingkungan,” tulis Luhut dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, dikutip Tempo hari ini, Senin, 12 September 2022.
Peralihan elektrifikasi ini, menurut Luhut bisa mengurangi ketergantungan pemakaian BBM bersubsidi dan juga mengurangi emisi CO2 yang ditargetkan turun 40 juta ton pada 2030.
Luhut juga mengatakan bahwa saat ini tantangan dari elektrifikasi di Indonesia adalah harga yang masih mahal dan juga pilihannya terbatas.
“Untuk itu pemerintah saat ini sedang merumuskan berbagai kebijakan mengenai pemberian insentif bagi kendaraan EV roda dua dan roda empat.
Skema insentif yang akan diberikan masih dihitung bersama agar kita dapat menemukan rumusan yang terbaik demi mendorong pertumbuhan pangsa pasar yang besar bagi percepatan adopsi kendaraan listrik di Tanah Air,” jelasnya.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan untuk menghentikan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil mulai 2040, di mana bakal diberlakukan penghentian penjualan sepeda motor, mobil bensin dan mobil diesel mulai 2050.
Hal tersebut tercantum dalam road map Indonesia menuju net zero emission (NZE) untuk periode 2021-2060.
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto